Mitra Terkini
Terkini.id, Kendari - Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke XXXI yang digelar Surabaya, Jawa timur yang dibuka langsung oleh Presiden Jokowi mendapatkan apresiasi dari Gubernur dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sultra beri apresiasi, Kamis 18 Maret 2021.
Seperti dikutip dari Sindonews.com Gubernur Sultra Alimazi mengatakan hal tersebut merupakan lompatan kemajuan bagi kader HMI Sulawesi Tenggara menyambut Kongres HMI ke-XXXI yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 17 Maret 2021 mendatang.
"Selain untuk pertama kalinya kader HMI Sultra maju sebagai calon ketua Umum PB HMI, juga merupakan sebuah tradisi positif bagi kader HMI Sultra mempersembahkan gagasan dalam kontestasi kongres HMI," katanya.
Untuk diketahui ada dua Kader HMI Sultra yang maju di Kongres kali ini, diantaranya Ketua BADKO HMI Sultra Chandra Arga dan Wasekjen PB HMI Ikram Palesa.
Di tempat yang sama Ketua DPD KNPI Sultra Syahrul Beddu memberi apresiasi atas majunya Kader HMI Sultra yang berkontestasi di Kongres kali ini.
"Majunya Kader HMI asal Sultra sebuah langkah maju bagi Mahasiswa dan Pemuda di Sultra, karena ini merupakan langkah besar sehingga hal ini tentunya layak kita beri apresiasi bersama," ujar Syahrul Beddu yang juga pentolan Aktifis 98,
"Candra dan Ikram adalah kader potensial semoga mereka berdua mendapatkan peruntungan di panggung kongres kali ini, dan semoga mendapatkan mandat dari peserta sebagai nahkoda PB HMI," ujarnya.
Lanjut Syahrul yang juga Mantan Wapres Mahasiswa UHO ini mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan Kongres ke XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Semoga berjalan lancar dan sukses.
“Saya percaya kader-kader HMI bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa dan telah banyak melahirkan SDM unggul serta pemimpin-pemimpin masa depan di daerah bahkan pemimpin nasional saat ini, yang akan mengantarkan bangsa dan negara kita siap berkompetisi dalam banyak aspek," bebernya.
Lebih jauh SB berharap HMI dapat terus memperkuat visi kebangsaan dan ke-Islaman sebagai perekat keummatan yang toleran di tengah maraknya politik identitas.
