Terkini.id, Kendari – Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia (SYLVA INDONSIA), Gubernur Sulawesi Tenggara (SULTRA) terkesan lebih mementingkan kepentingan pribadinya ketimbang masyarakatnya. Kamis, 25 Juni 2020.
Kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) tahap pertama pada, 23 Juni 2020.
Muncul kritikan diberbagi kalangan masyarakat untuk menyuarakan penolakan kedatangan TKA tersebut.
Muh Andriansyah Husen selaku Sekretaris Jendral (SEKJEND) Sylva Indonesia menuturkan Gubernur Sultra Ali Mazi tidak pro terhadap masyarakat, seharusnya kedatangan TKA harus dipertimbangkan karena situasi pandemi Covid-19.
“Datangnya TKA pada tahap pertama adalah bukti Gubernur tidak pro terhadap masyarakat Sultra, seharusnya Gubernur mempertimbangkan kedatangan TKA karena banyak elemen masyarakat yang menolak, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19,” tutur Andriansyah Kepada Kendari Terkini.
Ia melanjutkan bahwa kedatangan TKA terkesan terburu-buru dan menimbulkan banyak pertanyaan.
“Kenapa tidak kedatangan TKA setelah situasi pandemi ini sudah stabil, ini terkesan terburu buru, ada apa,” lanjut Andriansyah.
Andriansyah menambahkan TKA yang tiba di Sultra diduga tidak melakukan Rapid Test dan sangat berbanding terbalik dengan masyarakat Sultra saat berpergian ke luar daerah.
“Dan yang paling parah, tibanya TKA di Bandara Halu Oleo diduga tidak melakukan Rapid test, ini sangat tidak prosedural, mengistimewakan TKA dan berbanding terbalik dengan masyarakat Sultra yang berpergian ke luar daerah,” ungkapnya.
Andriansyah menegaskan bahwa Gubernur Sultra lebih mementingkan kepentingan pribadinya ketimbang masyarakat Sultra dan jangan salahkan masyarakat ketika berbuat diluar aturan, karena semua itu berawal dari pemerintah.
“Sangat jelas terlihat bahwa Gubernur sultra lebih mementingkan kepentingan pribadinya kebanding masyarakat Sultra. Jadi ketika masyarakat marah dan berbuat di luar aturan itu karena pemerintahnya yang mulai,” tegasnya.
“Saya selaku Sekjend Sylva Indonesia akan konsolidasi besar-besaran dan mengajak masyarakat Sultra untuk menolak dan menghadang kedatangan TKA Jilid 2,” tutupnya.










