Terkini.id, Kendari - Era Revolusi Industri 4.0 beririsan langsung dengan lonjakan penduduk usia produktif atau yang sering diistilahkan dengan bonus demografi, Senin, 24 Agustus 2020, siang.
Umat manusia telah memasuki era yang sangat berbeda dengan karakteristik perubahan yang begitu cepat, tidak ada kepastian, kompleksitas, dan ketidak jelasan memaksa umat manusia untuk dapat bertahan hidup diperkirakan sekitar 1 sampai 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 akan hilang karena digantikan dengan mesin otomastis, studi yang dilakukan Gerd Leonhard, Futurist.
Kehadiran revolusi industri 4.0 dan bonus demografi tentunya tidaklah mudah untuk menghadapinya karena potensi arus ini bak pisau bermata dua karena dapat memberikan mamfaat dan malapetaka.
Adapun subtansi dari revolusi industri 4.0, ialah Pertama, Advance Robotik yaitu pengalihan kerja-kerja yang dilakukan manusia dengan menggunakan teknologi, Singapura contohnya mengembangan robot pelayanan pemillik restoran Rong Heng, Zhang Zhinong mengaku harus mengeluarkan sekitar 30.000 USD atau setara Rp 400 jutaan per tahun untuk pelayan manusia.
Padahal, restoran ini membutuhkan 15 pelayan. Maka, dengan alasan penghematan, restoran ini pun hanya mempekerjakan 6 orang pelayan dan 3 robot pelayan.
Keuntungan lain menggunakan robot pelayan, ia tak perlu ada kenaikan gaji, bonus, atau kesejahteraan. Dampak dari advance robotik maka akan banyak pekerjaan yang akan hilang.
Kedua, Artifical Intelegence dikenal dengan kecerdasan buatan berbasis komputer Stuart J. Russel dan Peter Norvig, Artifical Intelegence atau kecerdasan buatan bisa dipahami sebagai sebuah perangkat komputer yang mampu memahami lingkungan di sekitarnya, sekaligus memberikan respons yang sesuai dengan tujuan tindakannya tersebut.
Selain itu Minsky memberikan pengertian kecerdasan buatan adalah satu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan atau memproduksi tindakan sama seperti yang dilakukan manusia.
Perkembangan artifical intelegence contohnya aplikasi halodoc dibidang kesehatan dimasa yang akan datang antrian konsultasi kesehatan tidak akan kita temukan lagi, halo lawyer dibindang hukum.
Ketiga, Virtual Reality, aktifitas dan pola kehidupan manusia dalam virtual contohnya bersilaturahmi, meeting dengan karyawan, persentase makalah, dan masih banyak lagi. Kehidupan umat manusia telah terbelah menjadi 2, kehidupan tradisional dan kehidupan virtual.
Ciri dari kehidupan tradisional manusia masih terikat oleh sekat admnistrasi dan geografis (letak), sedangkan kehidupan virtual manusia tidak lagi terikat oleh batas administrasi dan geografis.
Adapun subtansi dari bonus demografi di Indonesia ialah lonjakan usia produktif, dimana usia produktif berusia 15-65 tahun dan usia non produktif dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun. Berdasarkan data kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi.
Revoluasi industri 4.0 dan Bonus Demografi merupakan keniscayaan yang mesti dihadapi dengan menyiapkan generasi yang berdaya saing, memiliki kemampuan untuk bertahan dari goncangan perubahan, memiliki visi, serta memiliki pengetahuan.
Pengembangan Kompetensi SDM
Sumber daya manusia di era ini memiliki peran penting, Pertama survive dengan arus revolusi industri 4.0 dan bonus demografi, Kedua menjadi penentu arah kemajuan suatu bangsa.
Pengelolaan SDM menjadi syarat utama dalam mengejar ketertinggalan serta melakukan akselerasi adaptasi atau kecepatan menghadapi revolusi industri 4.0, kedua hal tersebut tergantung dari pengelolaannya dalam meningkatkan kompetensi.
Kompetensi diartikan sebagai kecakapan atau kemampuan, subtansi kompetensi ialah ilmu pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu untuk memperoleh SDM yang berdaya saing maka diarahkan pada pemenuhan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan yang sesuai dengan fokus yang dibutuhkan.
Pemenuhan kompetensi dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan meliputi peningkatan keterampilan atau pembaruan keterampilan tentunya didasarkan kepada mindset membuka lapangan kerja, dan peningkatan keterampilan atau pembaharuan keterampilan dapat dilakukan dengan memaksimalisasi peran Balai Latihan Kerja (BLK), lembaga pelatihan, dan lembaga kursu berbasis skill.
Pengembangan Kompetensi SDM ditengah arus Revolusi Industri 4.0 dan Bonus Demografi sangat dibutuhkan melalui percepatan dalam mengikuti arus perubahan yang terjadi tentunya kreativitas tinggi dan inovasi karena menurut Bill Gate diera ini “opportunity for everyone”, yang artinya peluang untuk semua orang. Adapun tujuannya pengembangan kompetensi SDM ialah merubah mindset dari pencari kerja menjadi membuka lapangan kerja.
Penulis : Firmansyah
(Koordinator Departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Teknologi Informatika Konawe Institute)