Terkini.id, Kendari - Movie barat dan china jika keduanya kita suka membaca dan menonton film action tersebut pasti anda akan terkagum terkesima dengn alur ceritanya. Jika film hollywood coba deh cermati proses dan arahnya ramuannya vaksin dan temuan2 baru para ilmuwanpun dilibatkan dalam film tersebut walaupun tidak sungguhan ilmuwan namanya juga film, tapi saya fikir movie genre seperti anaconda ada vaksin yang diciptakan, jika ditilik lebih lama lagi sebuah film amerika genre war, disebalik perang ada vaksin berupa virus yang ciptakan yang akan memberikan kunci kejuangan dan kekuatan suatu bangsa khususnya bagi tentara.
Selanjutnya, film genre animasi film panda, mission imposible terkait film persoalan ekonomi politik. Kemudian film china dengan kungfunya, tehnik bela diri hari ini hampir seluruh dunia mempelajari ilmu bela diri dari negeri tirai bambu tersebut.
So, periode milenial ini mereka berafriasi lebih cepat tanggap dengan film bergenre action dan animasi hampir sama posisinya dengan film hollywood alurnya menuju perang ilmu pengetahuan dan teknologi. Meroket lebih cepat dalam bersaing dengan barat, Robotik dengan artficial intelegence jika ke depan peran manusia digantikan oleh manusia, pertanyaannya bagaimanakah kerberhasilan kita sebagai bangsa yang besar dalam menyiapkan bekal untuk generasi ke depan?
Populasi penduduk dunia sebelum perang 1 perkembangannya sangat lambat terjadi dalam waktu yang cukup lama sekali, namun dua dekade pertumbuhan penduduk terjadi dua kali lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan waktu melipat dua semakin pendek. Penduduk dunia berkembang pada tahun 1965. Sebelum itu populasi penduduk lambat dikarenakan perang, epidemi, malnutrisi, dan kelaparan (di eropa tahun 1347-1349, terjadi wabah penyakit, pes, dan black death yang membunuh sekitar 35 juta orang).
Di eropa wabah penyakit epidemi menghiang di abad 19 dan di Amerika abad ke 20 (Rusli 2012). Pada abad 20 penduduk meningkat cepat mesikpun terjadinya wabah influenza membunuh 20 juta orang di dunia dan 9 prajurit Eropa meninggal antara 1914-11918, (kapitalisasi perspektif sosio-historis dalam Dede Mulyanto 2010) Ibnu Khaldun pengalaman yang pernah dirasakannya dalam muqdimah, juga menyatakan” ...Peradaban Timur dan Barat dihinggapi wabah pes yang menghancurkan bangsa-bangsa dan menyebabkan banyak sekali penduduk mati.
Penyakit ini telah menelan peradaban-peradaban yang baik, serta menghapusnya sama sekali. Ia menyerbu negara-negara yang telah berusia lanjut dan mencapai puncaknya yang paling jauh. Penyakit ini telah melemahkan kekuatan mereka. keadaan mereka mendekati titik kehancuran dan kemusnahan (...) dengan musnahnya umat manusia, mundurlah peradaban bumi. Kota dan pabrik hancur. Jalan raya dan rambu-rambunya musnah. Tempat tinggal dan rumah kosong. Negara dan kabilah menjadi lemah. Semua menyebabkan seluruh dunia yang dialami berubah (...) seolah-olah lidah alam berteriak menyerukan kehancuran dan kerusakan. Seketika dunia menjawab sesuatu itu” (Ibnu Khaldhun, 2006-4).
Apa saja yang telah menghancurkan wabah pes di eropa saat itu? Pertama, berkurangnya sumber daya pokok di dalam tatanan feodal, yaitu hamba-penggarap dan petani. Susutnya pengolahan lahan, tuan-tuan fedoal waktu itu. Kemudian Dunia kesehatan dilanda lagi virus, bermula awal virus MERS (virus midle east respiratory syndrome) yang terjadi di Korea Selatan menewaskan 4 orang tewas, pemerintah mengkarantina 700 orang yang diduga telah berhubungan langsung dengan pasien-pasien MERS.
Penyakit ini bersifat pandemik, virus ini mengalami mutasi dalam strain genetik, akhirnya dapat tumbuh dan hidup dalam tubuh manusia serta menimbulkan penyakit yang lebig ganas dari penyakit sebelumnya. Masyarakat dunia mengalamai kecemasan atas mewabahnya penyakit ini, Kemudian penyakit sejenis EBOLA yang didagnosa pertama kali ditemukan di Amerika Serikat , setelah seseorang baru pulang dari berpergian ke Liberia (2014). Virus ini berasal dari hewan liar yang ditularkan ke manusia, berdasarkan sejarahnya Ebola pertama kali menyebar pada tahun 1976, Ebola menginfeksi populasi manusia melalui kontak darah, sekreasi, orgn atau cairan tubuh lainnya.
Di AFRIKA infeksi telah didokumentasikan melalui penangan simpanse, gorila, kalong, monyet, kijang hutan, dan landak yang ditemukan terinfeksi penyakit ini, sifatnya juga menyebar ke seluruh manusia. Selanjutnya CORONA virus yang baru muncul secara mengejutkan di Provisni Hubei Wuhan China. Virus corona menjadi topik perbincangan yang cukup mengkhawatirkan 2020 terutama bagi kaum menengah ke bawah.
Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, tecatat menurut data terbaru oleh John Hopkins University kasus virus corona 2.240.191 (2,2 juta) kasus., jumlah kasus kematian ada 153.822 jiwa, untuk di indonesia kasus kematian 522 dari jumlah terinfeksi virus sebanyak 5.923 jiwa,angka-angka ini kemungkinan akan bertambah.
Satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada 2002 dan 2003. Dari jumlah Penduduk dunia yang diperkirakan 2020/ januari sekitar 7,9 milyard.
Penduduk indonesia tahun 2000 berkisar 212 juta jiwa, 2015, 258 juta jiwa, dan 2030 295 juta jiwa, hasil survei Badan Pusat Statisik Indonesia, tentunya angka mortalitas dan fertilitas dunia akan berpengaruh. Dengan adanya peristiwa terebut akankah pangan seluruh dunia juga berkurang ?Populasi penduduk Indonesia yang kita sebut dengan generasi milenial ini yang akan mengisi ruang-ruang kepemimpinan ke depan dalam multi stkrutural. Oleh karena itu jika pemerintah tidak mempersiapkan generasi yang berpijak pada rumahnya berupa tiang kekuatan landasan ideologi bangsa yakni Pancasila dan UNDANG-UNDANG Dasar 1945.
Sejatinya dalam mengisi jiwa dan badanya milenial agat berdarah merah putih didadanya masing-masing itu ditanamkan, dipupuk, disriami dan disemai bibit pancasila ini dengan baik maka bangsa indonesia akan memiliki karakter pancasilais sesuai dengan cita-cita Founding Fathers kita yakni “Karakter Building”. Itulah strategi Indonesia yang menjadi bangsa yang akan dihargai dan disegani. Karakter dan leadership dua kata inilah yang akan menjadi bangsa indonesia yang berkarakter. China berubah karna satu orang, singapura berubah karena satu orang untuk mengubah perubahan.
Pembukaan undang-undang dasar “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada 5 sila.
Mengutip dari perkataan Happy Trenggano: Bahwa seberapa sadar jati diri kita maka seberapa anda berkarakter, sorang suami yang tidak menyadari jati dirinya dia lupa kalau dia jadi suami, lupa jati diri seorang ayah, bangsa indonesia lupa jati dirinya sebagai bangsa indonesia maka tidak bisa membedakan, mana ini produk asing dan mana ini produk kita. Kita mau melakukan atau tidak. Perjuangan pada zaman soeharto dalam ruangan ini yang dihadapi oleh beliau adalah para hakim semua, hari ini yang kita hadapi adalah teman semua. Membangun Indonesia tidak sesulit membangun china, jadi rubahlah pertanyaan ini berhasil atau tidak yaa.
Kedua, membangun karakter adalah apa yang sungguh kita yakini, misalnya seseorang yang rajin bersedekah itu membuat kaya orang itu manjeadi percaya apa tidak takut uangnya habis tetapi bagi orang yng tidak percaya maka tidak akan menjadi sedekah. Jadi karakter itu membentuk perilaku bangsa Indonesia sampai hari ini tidak percaya apa yang dikatakan oleh soekarno saat itu ini adalah namanya raksasa Indonesia. Indonesia asal benar kita akan maju. Ketiga, adalah mencari nilai apa yang kita bela jadi kita dalam satu keluarga nilai2 yang dibela berupa kerukunan keluarga, insyaALLAH masalah-masalah seperti warisan tidak akan ribut, Indonesia apa nilai-nilai itu. Bahwa nilai-nilai itu adalah pancasila. Ketiga kata kunci dari happy itulah menjadi pegangan milenial dan seluruh masyarakat indonesia.
Para pendiri republik ini sudah menuliskannya dengan sangat baik: melalui pembangunan jiwa (tentu via pendidikan) dan pembangunan raga (tentu via infrastruktur). Dua model pembangunan itu harus selaras dan berkesinambungan. Tak bisa satu mengalahkan dan menafikan lainnya. Sebab, pembangunan keduanya merupakan “hidup matinya” sebuah negara-bangsa.
Pembangunan keduanya tidak akan pernah selesai karena menjadi proses kehidupan sekaligus kematian dalam mengembangkan diri tiap warganegara untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan di alam raya dan di sebuah negara. Dari sini, menjadi warganegara unggul yang berbudaya serta terdidik itu menjadi sangat vital, penting, unggulan dan arus utama.
Pembangunan keduanya akan menjadi tonggak bagi kita semua dalam memastikan hadirnya warganegara Indonesia unggul yang nanti menjadi agensi utama dalam percaturan geo-politik dunia. Karenanya, kebudayaan yang berpendidikan dan pendidikan yang berkebudayaan adalah penjuru dalam membangun warganegara unggul. Resiprokal kritis ini nantinya melahirkan agensi transformatif dari pendidikan berbasis kompetensi menjadi berbasis keunggulan (dari inward looking menjadi outward looking).
Tentu saja, pembangunan yang nantinya menghasilkan warganegara unggul akan menghasilkan smart nation dan berisi smart city and smart society. Agar tak parsial, pembangunan keduanya harus terus bertumpu pada budaya dan kebudayaan kita yang meliputi sejarah, nilai-nilai dan kearifan masa lalu dengan menempatkan ilmu pengetahuan-tekhnologi, etika, kebangsaan dan logika sebagai ujung tombaknya.
Singkatnya, pendidikan adalah bagian dari kebudayaan dan bersumber dari budaya besar Indonesia yang terus tumbuh serta berkembang. Begitu pentingnya pembangunan keduanya sehingga menjadi program inti dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.” Tentu, maksudnya adalah mewujudkan derajat kecerdasan optimal semua warganegara sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Optimal karena berbudaya, membangun dan berkemajuan.
Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan akar-akar masalah di indonesia bukanlah hanya dengan inspiratif individual akan tetapi masalah kolektif dan menyelesaikan secara kolektif, akhrinya makna dari gotong royong yang selalu menjadi dengungan Para Leluhur yang telah menyatukan Indonesia menjadi Negara kesatuan.
Mengutip sumpah pemuda “ berbangsa satu bangsa Indonesa, Bertanah air satu, tanah air Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia”. Tidak ada satu patah katapun tidak bersama-sama dalam agenda apapun, sebab mimpi Indonesia Raya adalah cita-cita desain peradaban kita. Satu peradaban kukuh kebangsaanya karena berparadigma Pancasila, semangatnya termaktub dalam lagu kebangsaan indonesia Raya “...bangunalah jiwa ..bangunlah badannya (raga)...” .
Mari kita mengetuk kembali pintu-pintu, jendala-jendela para hati pemimpin bangsa, pelaku bisnis dan para pejabat pemerintahan kembalilah kepada cita-cita banngsa ini agar generasi bangsa terus melaju menuju puncak cita-cita bangsa. Kita ingat kembali dasar ideologi bangsa, dasar ekonomi bangsa yang berbeda dri bangsa-bangsa yang ada du dunia ini. Paradigma pancasila ini adalah mimpi besar bersama.
Sejarah manusia dan bangsa-bangsa dunia tidak terlepas yang namanya keserakahan dari penindasan atas manusia, atas alam. Poin penting paradigma inilah yang akan menjadi gugusan peradaban umat manusia yang terbaik.

Penulis : R. Mayangsari
(Mahasiswi Pascasarjana IPB University Jurusan Sosiologi Pedesaan)










