Terkini.id, Kendari – STIE Enam Enam, Kendari merintis kegiatan Merdeka Belajar di Kampus Merdeka (MBKM) dengan kampus-kampus India. Dimulai dengan pertemuan tatap maya, Jumat 7 Mei 2021.
Dengan nara sumber, Ravi Makhija, Promoter Indonesia-India Education, dosen-dosen lintas kampus untuk mengidentifikasi peluang Kerjasama sebagai program rintisan.
Ismail Suardi Wekke, Ketua Umum Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS), Papua Barat yang menjadi moderator dalam pertemuan tatap maya tersebut mengemukakan bahwa diskusi ini untuk menyamakan persepsi untuk menjalin Kerjasama antara perguruan tinggi Indonesia-India.
DIS sebagai asosiasi profesi senantiasa berusaha untuk menghimpun profesionalisme dosen. Pada saat yang sama juga mencari upaya dalam rangka pengembangan profesi dan jalinan kerjasama.
Sementara itu, Dr. Muh Nur turut dalam pertemuan tersebut mengemukakan bahwa jalinan kerjasama ini akan saling memperkuat.
- Berujung Penjara, Rekam Jejak Kasus Jurnalis di Kendari Diduga Diancam, Dibungkam dan Dikriminalisasi
- Lembaga SSI Rilis Survei Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tenggara 2024, Berikut Hasilnya
- Galangan Kapal PT. Dokmor di Lapuko Akui Belum Kantongi Izin Operasional
- APH Diminta Tindaki PT WMB Diduga Tak Miliki IPPKH
- Dugaan Penambangan Ilegal antara Lahan Koridor PT MUR dan PT KS, Oknum Kades di Konut Diduga Terlibat
“Terutama dalam pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi,” kata Dr. Muh. Nur, yang juga , sekretaris magister manajemen STIE Enam Enam, Kendari.
Selama ini, STIE Enam Enam, Kendari secara aktif melaksanakan studi pustaka ke pelbagai perguruan tinggi di pulau Jawa.
Begitu pula telah melaksanakan sampai ke Malaysia dan Singapura. “Dengan kondisi seperti ini, memungkinkan untuk melaksanakan studi pustaka ke India,” kata Dr. Muh. Nur.
Salah satu program yang akan menjadi iplementasi kerjasama adalah pelaksanaan Summer Course untuk sementara dilaksanakan secara daring.
Konsorsium perguruan tinggi di Indonesia, secara bersama-sama berkolaborasi dengan perguruan tinggi India untuk bersinergi yang dimulai dengan saling mengenal.
Ismail mengemukakan bahwa ini sementara disiapkan. “Paling tidak melalui kantor urusan Internasional, kerjasama ini dapat diwujudkan,” tutup Ismail.